Cara Analisa Reksadana di Bibit
Cara Analisa Reksadana di Bibit - Halo, kebetulan kemarin ada mutualan saya yang bingung cara analisa reksadana yang cocok untuk investasi di Bibit. Oiya, tutorial ini hanya sekedar saran dan pemilihan terbaik balik lagi kepada pribadi masing-masing.
Berikut ini merupakan beberapa aspek yang memengaruhi analisa kita terhadap suatu produk reksadana.
1. Pilihan Reksadana Pilihan ini berdasarkan rekomendasi dari Bibit. Tipe Top merupakan produk yang direkomendasikan oleh Bibit. Namun, semua keputusan pada akhirnya balik lagi ke diri kita masing-masing.
2. Tipe Pengelolaan Dana Preferensi ini merupakan tipe cara dana investasi dikelola. Konvensional merupakan tipe umum, sedangkan Syariah merupakan tipe khusus yang menerapkan prinsip Islam ke dalam pengelolaan dana.
3. Tipe Pencairan Perlu diketahui bahwa pencairan reksadana memakan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, Bibit mengklasifikasikan reksadana menjadi pencairan instan atau standar
4. Bank Penampung Pada saat memilih reksadana, ada 2 jenis bank, yaitu bank penampung dan kustodian. Cukup fokus aja ke bank penampung karena nantinya kita akan transfer uang ke bank penampung. Sesuaikan rekening kita dengan bank penampung untuk menghindari biaya admin beda bank.
5. Total AUM Total AUM merupakan indikator kepercayaan suatu produk reksadana karena nilai pada Total AUM merupakan total jumlah investasi yang masuk. Semakin tinggi Total AUM, maka semakin terpercaya suatu produk karena banyak orang yang menginvestasikan uangnya ke produk itu.
6. Return Return merupakan indikator dari keuntungan yang didapatkan dalam suatu rentang waktu tertentu. Semakin besar angka berwarna hijau, maka semakin baik suatu produk dalam reksadana karena untungnya semakin tinggi.
Namun, perlu diingat bahwa kita harus menyesuaikan suatu return dengan rentang waktu yang kita inginkan. RDPU untuk jangka waktu pendek, RDO untuk jangka waktu menengah, dan RDS untuk jangka waktu panjang. Sesuaikanlah jenis reksadana dengan waktu yang kita inginkan.
7. Expense Ratio Expense Ratio simpelnya adalah beban operasional yang diambil Manajer Investasi (MI) untuk mengelola dana investor. Jadi, carilah produk reksadana yang memiliki Expense Ratio rendah agar kita dapat meraih keuntungan lebih tinggi.
8. Max Drawdown Max Drawdown adalah penurunan tertinggi dari suatu produk reksadana. Oleh karena itu, carilah produk dengan Max Drawdown yang rendah agar semakin kecil kemungkinan harga reksadana terbanting.
9. Minimum Pembelian Minimum Pembelian menjadi indikator penting bagi kita yang bermodal dana pelajar. Semakin rendah minimum pembelian, maka semakin memudahkan kita untuk berinvestasi dengan dana pelajar.
10. Average Yield Average Yield simpelnya mirip dengan return, sehingga semakin tinggi Average Yield tentunya akan semakin bagus.
11. Jenis Reksadana Pahamilah perbedaan tiap jenis reksadana berdasarkan preferensi masing-masing.
Itulah ke 11 faktor yang memengaruhi analisa kita terhadap suatu produk reksadana.
Sebagai contoh, saya sangat senang sekali membeli produk Sucorinvest Stable Fund dan Sucorinvest Sharia Sukuk Fund karena memiliki minimum pembelian yang rendah dan bank penampung BCA. Selain itu, reksadana ini memiliki Total AUM yang tinggi, sehingga terpercaya.
Lalu, Return-nya cukup tinggi, Max Drawdown-nya pun stabil. Oleh karena itu, saya lebih sering memilih 2 produk ini karena paling sesuai dengan saya. Jenis reksadananya pun cocok dengan saya karena grafiknya cukup stabil seperti RDPU, tetapi returnnya setinggi RDO.
Posting Komentar