Apa Itu Bubble Burst, Ini Pengertiannya
Apa Itu Bubble Burst, Ini Pengertiannya - Harga meroket to the moon 🚀
Siapa sih yg tidak mau cuan besar?
Masalahnya, tidak semua kenaikan harga merupakan kenaikan yang wajar
Ada yg membentuk gelembung aset (asset bubble)
Inilah yang harus diwaspadai investor. Bisa rugi besar jika tidak hati-hati.
Apa itu gelembung aset (asset bubble)?
Gelembung aset = kenaikan harga aset yg luar biasa, jauh melebihi harga wajarnya. Biasanya terjadi dalam waktu relatif singkat.
Bahkan harganya bisa bikin orang geleng-geleng kepala, saking tidak masuk akal 😯
Gelembung aset bisa terjadi pada rumah, saham, minyak, emas, batu akik, tanaman hias, bahkan tokek 🦎
Asal ada harganya, suatu aset berpotensi mjd gelembung
Di pasar saham, fenomena gelembung aset sering terlihat pd saham gorengan nan crispy 😁
Contoh gelembung aset di dunia
1. Tulip Mania di Belanda 1634-1637
2. The South Sea Bubble 1720. Fisikawan Isaac Newton ikut beli sahamnya & rugi
3. Real estate bubble & saham Jepang 1980-an
4. Dot com bubble 1990
5. Housing bubble meletus di 2008 mengakibatkan krisis finansial AS
Contoh gelembung aset di Indonesia
Kasus harga tanaman hias gelombang cinta (2007), tokek (2009), harga batu akik (2014), dst
Di pasar saham, terjadi pd saham-saham teknologi dan saham bank digital 2020-2021. Naik cepat, menguapnya juga cepat.
Mengapa Fenomen Bubble Burst Bisa Terjadi?
Fenomena gelembung aset dapat dijelaskan dengan The Greater Fools Theory:
Harga bisa naik terus selama ada orang lebih bodoh yang masih mau beli di harga lebih tinggi
Selama stok orang bodoh masih banyak, selama itu pula harga aset bisa digelembungkan.
Kapan harga tidak bisa naik lagi?
Ketika sudah tidak ada orang bodoh yang mau beli di harga lebih tinggi.
Saat orang bodoh sudah "menjadi pintar", tidak mau lagi membeli.
Sebenarnya sih tetap bodoh, cuma lemot sadarnya.
Apa penyebab terjadinya gelembung aset?
1. Easy money. Ekonomi bagus, kelebihan duit, spekulasi deh
2. Demand. Hype, aset trending, demand bertambah
3. Pumping. Ada yg tahan supply / dongkrak harga sendiri
4. Crowd behavior. FOMO (Fear Of Missing Out), takut tidak kebagian profit
Apa bahaya gelembung aset?
Cepat atau lambat akan meletus.
Orang yg beli, terutama di puncak gelembung, akan rugi besar.
Gelembung pecah, harga kembali ke harga awalnya dengan cepat, atau bahkan bisa lebih rendah. Umumnya sulit untuk kembali ke harga tertingginya.
Bagaimana menyikapi gelembung aset?
Walau berbahaya, kita bisa memanfaatkannya untuk mencari profit. Tetapi harus sangat hati-hati.
Jika tidak berpengalaman trading, disarankan menjauh saja.
Kunci memanfaatkan gelembung aset adalah pada timing masuk dan timing keluar.
Beberapa cara menentukan timing masuk dan keluar gelembung aset:
1. Yang pertama cek easy money.
Gelembung saham teknologi di AS sangat terkait dengan kebijakan easy money Fed. Setelah kebijakan easy money diperketat, demand mulai berkurang, gelembung mulai rontok.
2. Yang kedua cek demand.
Saat puncak gelembung, terjadi hype
Tiba-tiba banyak orang yg tidak berkecimpung di dunia investasi mulai bicara ttg aset tertentu. Misalnya koki, komedian, ulama, artis mulai bicara saham, NFT dll
Itu biasanya tanda puncak gelembung. Saatnya kabur 😁
3. Pakai indikator Analisis Teknikal seperti Moving Average
Jika kita perhatikan rata-rata grafik harga gelembung aset itu mirip.
Contoh pakai Moving Average (MA) periode 100. Saat harga di atas MA, kita masih bisa membeli. Tapi saat harga di bawah MA, itulah saatnya menjual.
Menurut saya, gelembung aset bukanlah sesuatu yang mutlak harus dihindari.
Kalau pintar, kita bisa memanfaatkan bubble untuk mendapatkan profit.
Cuma saran saya, harus ekstra hati-hati dan tidak serakah.
Semoga artikel ini bermanfaat 🙏
Tertarik belajar trading dan investasi?
Ikuti blog ini, Di sini saya membahas banyak sekali topik tentang trading dan investasi.
Posting Komentar