Kisah Francys Arsentiev Sleeping Beauty Gunung Everest
Kisah Francys Arsentiev Sleeping Beauty Gunung Everest - Tidur dalam keabadian pelukan gunung Everest, inilah kisah Francys Arsentiev, sang sleeping beauty di puncak gunung Everest.
Sesungguhnya Francys Arsentiev bukanlah pendaki profesional, perempuan asal US yang usianya genap 40 tahun gak punya ambisi apa-apa, apalagi menantang gunung Everest.
Tapi lantaran dia menikahi pendaki profesional Sergei Arsentiev yang dijuluki the snow leopard, akhirnya ia memberanikan melakukan pendakian bersama suaminya.
Ini merupakan salah satu misi untuk memecahkan rekor perempuan pertama yang mendaki Everest tanpa bantuan oksigen.
Seperti yang kita tahu nih, gunung Everest itu salah salah satu gunung paling berbahaya bagi pendaki. Sudah banyak nyawa para pendaki terenggut di atas gunung ini, mereka naik tapi gagal turun dan harus selamanya jadi penghuni Everest.
Selain oksigen sangat tipis, suhu di puncak Everest juga ekstrim. Bisa mencapai minus 160 derajat. Dan kalau meninggal di pucak Everest maka jenazahnya gak akan bisa turun karena terlalu berbahaya untuk dibawa turun.
Bahkan di Everest itu jenazah dijadikan patokan untuk titik pendakian saking banyaknya orang yang gugur dalam mendaki gunung ini.
Para pendaki yang gugur di Everest ini rata-rata masih utuh jasadnya dan masih pakai peralatan mendaki. Jadi bisa ketauan tuh mereka dari dekade kapan, mulai dari 70an sampai 2000an.
Balik lagi ke Francys Arsentiev. Akhirnya pada tahun 1998 ia dan suaminya melaksanakan pendakian, dan berhasil sampai ke puncak tanpa bantuan oksigen. Rekor sebagai perempuan pertama yang mendaki Everest tanpa bantuan oksigen pun diraih Francys Arsentiev.
Sayangnya ketika akan turun dari puncak masalah terjadi. Pada sebuah badai salju, Francys Arsentiev dan suaminya terpisah. Ia berusaha memanggil2 suaminya tapi tidak ada yang mejawab. Malangnya, ternyata suami Francys Arsentiev meninggal karena terjatuh dari jurang.
Dalam keputusasaan dan ketakutan, akhirnya Francys Arsentiev meninggal karena hipotermia di dekat puncak gunung Everest. Pada saat yang bersamaan pendaki lain bernama Ian Woodall dan istrinya melihat sebuah jenazah perempuan memakai jaket ungu.
Ketika didekati mereka kaget begitu tau jenazah itu adalah Francys Arsentiev. Sebelumnya mereka sempat bertemu di titik pendakian beberapa hari sebelumnya.
Ngerinya. Ketika didekati Francys Arsentiev masih dapat berkata-kata seperti orang hidup. Dia mengatakan tiga frasa yaitu, “Don’t leave me”, “why are you doing this to me”, dan “I’m an American”.
Kedua pasangan ini menyadari bahwa frasa ini kosong dan tidak benar-benar diucapkan Francys Arsentiev. Sebab ini merupakan akibat dari spasme otak. Setelah tiga frasa itu, Francys Arsentiev terdiam selamanya.
Frostbite sudah menjangkiti tubuh Francys Arsentiev. Namun bukannya jadi membiru dan menghitam, kulit Francys Arsentiev justru masih terlihat mengkilat seperti patung lilin sehingga sepintas Francys Arsentiev seperti sedang tertidur.
Dari sanalah julukan sleeping beauty disematkan kepada Francys Arsentiev. Banyak pendaki kemudian menjadikan foto bersama Francys Arsentiev menjadi sebuah tantangan. Ibaratnya kalo mendaki gak foto sama Francys Arsentiev gak sah.
Kelakuan orang-orang ini menambah beban keluarga. Kehilangan kedua orang tua aja berat, ini ditambah lagi harus melihat foto jenazah ibunya dijadiin obyek foto.
Pada tahun 2007, berbekal rasa tidak tenang karena telah minggalkan jenazah Francys Arsentiev. Ian Woodall akhirnya kembali mendaki Everest dengan misi untuk melakukan penguburan layak untuk Francys.
Selain dilakulan pemakaman, tubuh Francys juga dipindahkan ke lokasi yang tidak banyak dilewati pendaki agar tidak lagi jadi bahan obyek foto.
Hingga akhirnya si sleeping beauty bisa tidur dengan tenang dalam keabadian pelukan Everest .
Posting Komentar