Cara Mengatasi Rasa Iri Kepada Sesama Penulis
Cara Mengatasi Rasa Iri Kepada Sesama Penulis - Sebuah artikel cara mengatasi rasa iri berdasarkan pengalamanku pribadiku. Kalau ada yang ingin berpendapat atau ditambahkan, silahkan sekali ya
-Pahami perasaan.
Mari kita mulai dengan pahami dulu perasaan. Menurutku perasaan itu nggak ada benar atau salahnya, ia hadir sendiri otomatis dari sananya tanpa kita control terlebih dahulu. Misalnya, apa kamu merencanakan kamu bakal ngerasa iri sama orang lain? Kan nggak.
Perasaan iri itu hadir begitu aja, dan kadang kamu pun bingung dan gak mau merasakannya. Yang salah atau benarnya adalah buah dari perasaan kamu itu. Misalnya kamu merasakan iri, nah kamu melakukan sesuatu yang buruk seperti menyerang orang yang membuatmu iri.
Nah, itu salah bukan? Jadi, kurang lebih begini:
Perasaan iri = tidak salah & tidak juga benar
Melakukan sesuatu yang buruk atas dasar karena perasaan iri = salah Cross mark
Sampai sini paham? Kalo iya, mari lanjut.
Perasaan iri yang kamu rasakan ini pun ada lebih baiknya kamu simpan sendiri, jangan dikatakan pada orang lain apalagi orang yang bikin kamu iri. Hal ini dikarenakan menghindari perasaan orang lain yang terluka karena kejujuran ini. Menurutku agak riskan soalnya.
Kalo memang butuh dicurahkan segala perasaan emosional yang ada, silahkan dicurahkan pada safe place yg benar-benar safe (bisa seseorang yg ahli mungkin, bisa juga media seperti priv acc, buku diary, dsb). Pokoknya yang kamu yakini safe.
-Pertimbangkan dampak baik dan buruknya.
Ketika rasa iri itu hadir dan kamu hendak melakukan sesuatu karena perasaan itu, harap dipertimbangkan dampak baik & buruknya sebelum memutuskan melakukan hal itu.
Misalnya, kamu akan melampiaskan rasa irimu dan kamu sudah menyusun rencana. Kamu mau nyerang orang yang bikin kamu ngerasa iri, misalnya dengan menjelek-jelekan dan mengirim umpatan. Kamu mungkin akan lega dan senang, tapi orang lain kemungkinan akan hancur.
Kalau hal ini diketahui orang lain, banyak juga yang simpati dan memberi dukungan pada si korban, mungkin keadaan akan berbalik menyerangmu. Kalau pun kamu aman, maaf Folded hands Kalau kamu memiliki keyakinan dan percaya Tuhan, Tuhan tahu itu semua. Bagaimana kalau Tuhan menghukummu?
Mungkin gak sekarang, mungkin nanti, mungkin kamu juga perlu waktu untuk sadar. Waktunya nggak ada yang tahu. Intinya, atas perbuatanmu selalu ada konsekuensinya. Aku bicara ini sekali lagi karena pengalaman pribadiku ya
-Lakukan sesuatu yang baik.
Aku baru-baru ini melakukan manajemen hal baik dan buruk. Jadi semisal aku dapet hal buruk, akan aku imbangi dengan melakukan hal baik atau beristirahat. Misalnya aku lihat sesuatu yang bikin aku merasa iri sampe irinya memuncak gak terkendali.
Aku biasanya ngelakuin sesuatu yang bikin aku seneng kayak dance atau nyanyi. Atau nggak, aku gak mau kabur dari perasaanku nih. Aku biasanya baca-baca atau nonton tentang self improvement. Aku belajar bagaimana caranya memahami orang lain.
-Yakinin diri sendiri.
Start, proses dan sampai hasil setiap orang beda-beda kan? Kamu gak tau start dan proses dia bagaimana begitu pun sebaliknya. Jadi jangan samakan kamu dgn dia. Bikin pencapaianmu sendiri dan bisa dengan targetmu sendiri, tentunya disesuaikan dgn kamu ya!
Sesuaikan dengan kemampuan dan kondisimu (termasuk faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi). Kalo orang udah sampe 10, kamu harus sama juga? Boleh sih kamu berkeinginan di 10 juga, tapi jangan memaksakan. Karena itu tadi start sama prosesnya berbeda-beda tiap orang.
-Perbaiki atau ganti niat.
Aku bakal agak spesifik ya. Dulu aku awal punya WP cuma iseng aja (gak iseng-iseng banget sih) pokoknya mau mulai nulis cerita. Lama-kelamaan berubah, aku jadi pengen ceritaku dapet views dan votes banyak, kalo bisa sampe dapet rating tinggi.
Nah, menurutku ini udah gak bener sih. Kenapa? Soalnya yang tadinya aku enjoy nulis menuangkan ide jadinya malah stress, bukannya mikirin ide malah mikirin gimana buat dapet votes banyak. Sampe sini aku belum nyampe ke arah iri karena keburu pusing sama kuliah semester akhir.
Rest kan. Terus aku sempet bikin AU di twitter yang berakhir di take down. Kita skip aja ya. Nah terus singkat cerita, aku punya AU lagi di twitter. Terus ngeliat AU orang rt sama likesnya banyak termotivasi nih (termotivasi dulu ceunah).
Namun berubah ternyata dari yang termotivasi, menjadi iri karena aku menemukan cerita yang menurutku [censored] begitulah. Maaf ya aku sensor, karena aku gak mau thread ini jadi nyakitin Folded hands Setelah itu aku jadi ya malah lebih mikirin ke likes sama rt.
Aku malah memikirkan gimana cara promosi jor-joran biar orang bisa tau ceritaku, jadi overthinking juga apa ceritaku gimana ya? Dan yang paling parah sampe judgemental. Belajar dari kesalahan, aku punya prinsip:
"Jangan milih perasaan sampai ngorbanin akal sehat. Stay berakal."
Jadi aku gak memilih untuk membuat lega dan puas perasaan (dengan cara berbuat hal buruk pada orang lain). Kalo aku gak lega dan puas biarin! Buat apa ngasih makan perasaan yang tidak baik? Buat apa jadi melakukan kesalahan karena hal itu? Aku gak mau jadi jahat.
Jangan mau kalah intinya dari perasaan, jangan sampai akal sehat kamu hilang dan kamu diambil alih oleh perasaan tidak baik.
Yang aku lakukan apa? Yang udah aku pernah bilang tadi di atas, sambil memahami diri kemudian aku sadar, niatku bikin AU kurang tepat buatku.
Dari yang awalnya:
Nulis AU karena ingin mencurahkan ide dan ingin menerbitkan buku > Nulis AU karena ingin famous dan ingin menerbitkan buku > Nulis AU ingin mencurahkan ide aja, juga dapet koreksi semisal ada yg salah
Dan ini hasilnya
Aku gak fokus sama rt dan likes, aku gak iri sama pencapaian orang lain, aku promosi kalo senggang aja, aku lega dan gak tertekan, lebih enjoy juga dalam menulis. Fokusku untuk AU ya menuangkan ide sekarang, dan kalo dapet koreksi perbaiki.
Mau banyak yg baca atau banyak yg rt likes atau nggak, aku gak terlalu peduli. Kalo ada ya syukur, nggak juga gak apa-apa. Just enjoy my life dalam menulis untuk menuangkan ide
Segitu aja dari aku, mungkin kalo ada yg mau nambahin atau koreksi boleh banget ya.
Posting Komentar