Komposisi Senjata yang Dipakai Uni Soviet dalam Perang Dunia
Komposisi Senjata yang Dipakai Uni Soviet dalam Perang Dunia - Ini adalah komposisi persenjataan rifle squad/satuan regu Tentara Merah selama periode April 1941 sampai Desember 1941. Menjelang Operasi Barbarossa, komando tertinggi Tentara Merah Soviet berambisi melakukan upgrade terhadap satuan-satuan infanterinya.
Upgrade yang dimaksud antara lain mempersenjatai setiap personilnya dengan senapan semi-otomatis terbaru Soviet, SVT-40, yang merupakan penerus dari senapan semi-otomatis Soviet sebelumnya yaitu SVT-38.
Hal ini membuat Soviet menjadi negara kedua di dunia yang menjadikan senapan semi-otomatis sebagai Standard Issue/Perlengkapan Standar bagi infanterinya, setelah Amerika Serikat.
Namun, hal ini tidak berjalan mulus dan merata. Sebab, Operasi Barbarossa yang diluncurkan Jerman langsung menghancurkan banyak satuan Tentara Merah termasuk yang sudah dilengkapi senapan semi-otomatis tersebut.
Sehingga senapan otomatis ini banyak yang hilang atau dirampas musuh. Sehingga senapan bolt action M1891/30 Mosin-Nagant masih jadi senjata yang jamak dan sering terlihat dipakai oleh satuan-satuan Tentara Merah hingga Pertempuran Moskow pada Desember 1941 (dimana Soviet meraih kemenangan).
Sehingga pada saat yang sama, komando tertinggi Tentara Merah hanya memberikan 2 senapan semi-otomatis per squad/regu dari total 11 orang per regunya. Sementara sisanya (di luar satuan Submachine Gunner) dipersenjatai senapan Mosin-Nagant tadi.
Upgrade tadi juga meliputi penambahan 2 personel Submachine Gunner, yang dipersenjatai SMG PPD-40. PPD-40 merupakan SMG/Pistol Mitraliur buatan Soviet yang mirip SMG buatan Finlandia, Suomi KP/-31.
Sama seperti nasib senapan semi-otomatis tadi, yang awalnya 2 personil membawa PPD-40 dikurangi menjadi 1 personil saja yang membawa PPD-40.
Selain itu, Machine Gunner juga dipersenjatai Side Arm (senjata sekunder) berupa pistol revolver M1895. Selain itu susunan struktural tetap tidak berubah.
Di sini saya menyimpulkan, bahwa komando tertinggi Tentara Merah melakukan lompatan besar untuk meningkatkan firepower alias Daya Gebuk satuan infanterinya dengan hendak mempersenjatai seluruh infanterinya dengan senapan semi-otomatis, bahkan menambah sekaligus memperkenalkan Submachine Gunner dalam setiap satuan regunya. Namun hal ini tidak berjalan mulus dan merata karena Operasi Barbarossa berdampak pada rencana ini.
Setiap satuan regu akhirnya hanya dipersenjatai 2 senapan semi-otomatis SVT-40 dan satu PPD-40, yang tentunya tidak sesuai dengan harapan. Mosin-Nagant masih mendominasi satuan-satuan Tentara Merah, setidaknya sampai SMG benar-benar diproduksi besar-besaran di pertengahan perang dan jadi doktrin resmi militer Soviet hingga akhir perang.
Bahkan mempengaruhi pengembangan dan pemakaian Assault Rifle Soviet secara luas di angkatan bersenjatanya.
==
Ini adalah komposisi persenjataan rifle squad/satuan regu Tentara Merah selama periode pertengahan 1942 sampai awal 1944. Dalam upaya menyesuaikan diri dengan keadaan peperangan Front Timur, Tentara Merah merombak total satuan militer mereka dari segi struktural. Secara struktural, pembagian Fire Element dan Maneuver Element dalam satu squad/regu ditiadakan dan dileburkan.
Komposisi persenjataan di gambar ini adalah salah satu contoh dari 2 jenis squad/regu infanteri Tentara Merah di periode ini. Jenis regu Tentara Merah yang satu lagi bisa dilengkapi 2 buah LMG, dan disebut sebagai "Heavy Rifle Section" (Regu Senapan Berat). Selain itu, kini Komandan Regu dan Assistant Gunner dipersenjatai SMG. Dengan komposisi ini, sebenarnya firepower regu Tentara Merah berkurang.
Tapi dengan dikenalkannya dengan jenis SMG yang lebih ringkas dan diproduksi massal, maka Komando Tertinggi Tentara Merah mengkompensasikan kekurangan ini dengan membentuk Pleton SMG (Submachine Gun Platoon) atau Kompi SMG (Submachine Gun Companies) dalam tingkat resimen. Satu regu jumlahnya sekitar 11 orang.
Satu Pleton terdiri dari sekitar 3-5 regu (sekitar 30-50'an prajurit), dan satu Kompi terdiri dari 2 Pleton (sekitar 100-150'an orang). Semua prajurit dalam Pleton SMG dan Kompi SMG Tentara Merah dipersenjatai oleh SMG (Submachine Gun/Pistol Mitraliur).
Senjata Api baru yang diperkenalkan Komando Tertinggi Tentara Merah Soviet adalah PPSh-41. Senjata ini merupakan senjata api berjenis SMG dan sebagai penerus dari PPD-40 yang karirnya tidak begitu bagus.
Kelak PPSh-41 akan mendominasi dan menentukan firepower infanteri Tentara Merah di tahun-tahun selanjutnya dalam PD II, karena Soviet menggenjot industri dan jumlah PPSh-41. Semua prajurit Tentara Merah Soviet akan dipersenjatai oleh PPSh-41.
Bahkan, doktrin pembuatan dan pemakaian AK-47 beserta keturunannya kelak, dipengaruhi oleh penggunaan PPSh-41. Ya. AK-47 adalah Assault Rifle rasa SMG.
Mengapa bisa begitu? Karena AK-47 adalah senjata api berwujud Assault Rifle dengan kaliber peluru senapan, namun digunakan selayaknya SMG untuk supressing fire/tembakan penekanan berkat mekanisme otomatisnya.
Selain itu, jenis senjata lainnya tidak berubah seperti LMG DP-27 dan senapan bolt action M1891/30 Mosin-Nagant. Nampaknya Mosin-Nagant mendominasi bolt action rifle di dalam Angkatan Bersenjata Tentara Merah karena keandalannya dan kemudahannya dalam perawatan.
===
Pada Part 1-4 mengenai komposisi senjata yang dibawa Tentara Merah yang sebelumnya saya posting, saya membahas susunan organisasi Tentara Merah di level Regu/Squad. Kali ini saya akan membahas susunan organisasi Tentara Merah di tingkat Kompi/Company, alias satuan di atasnya Regu.
Gambar yang saya pakai adalah ilustrasi susunan organisasi Tentara Merah di tingkat Pleton. Untuk membayangkan ilustrasi gambarnya, silakan gandakan atau copy paste gambar ini menjadi dua. Karena 1 Kompi terdiri dari 2 Pleton.
Pembahasan kali ini adalah komposisi senjata pada Kompi infanteri Soviet dalam periode awal 1943 sampai awal 1944.
Organisasi ini diatur sesuai dengan Surat Keputusan atau штат (Shtat) № 04/550 yang diterbitkan bulan Desember 1942 dan dirubah pada awal tahun 1944 dan diikuti dengan Surat Keputusan atau штат (Shtat) № 05/40 pada bulan Desember 1944.
Struktur satuan ini mulai dipergunakan saat Pertempuran Kursk dan beberapa operasi militer di akhir 1943 dan awal 1944.
Susunan organisasi Tentara Merah di atas satuan Kompi adalah Batalion, terdiri dari 1 Batalion Markas Besar, 3 Kompi, 1 Pleton Sinyal (Komunikasi), 1 Kompi Senapan Mesin (jenis Maxim atau SG-43), 1 Pleton Senapan Antitank, 1 Meriam Antitank (45mm), 1 Mortir (82mm), 1 Pleton Medis dan Kereta Batalion.
PEMBAHASAN
Dalam struktur militer, Kompi Senapan (Стрелковая рота; Stryelkovaya Rota) adalah elemen tempur yang merupakan bagian dari sebuah Batalion Senapan (Стрелковый батальон; Stryelkoviy Batalyon).
Batalion sendiri adalah bagian daripada sebuah Divisi Senapan/Divisi Senapan Pengawal. Meskipun Divisi Senapan memiliki susunan organisasi yang saling berbeda, komposisi senjata yang dimiliki kompi-kompinya tetaplah sama.
Pada Desember 1942 hingga Awal 1944, Kompi Senapan Soviet terdiri dari 1 Kompi Markas Besar, 3 Peleton Senapan, 1 Regu Medis, 1 Peleton Mortir, dan 1 Regu Senapan Mesin.
Susunan organisasi ini dianggap sebagai susunan kompi standar bagi Tentara Merah setelah kekalahan awal Soviet pada Operasi Barbarossa hingga kesuksesan Soviet melancarkan Operasi Uranus (mengepung Tentara Jerman di Stalingrad).
Meskipun standar ini dikeluarkan sebelum dimulainya Operasi Little Saturnus, tapi belum benar-benar diterapkan hingga operasi ini selesai pada awal 1943.
Kompi Tentara Merah Soviet mengalami pengurangan yang sangat sedikit pada bulan Juli 1942. Kompi Markas Besar mengurangi kekuatannya dengan menghapuskan posisi 1 Kurir dan 2 Sniper. Sementara posisi kurir di setiap Pleton juga dihapuskan, posisi 2 sniper tetap dipertahankan.
Satuan Pleton Mortir juga kehilangan 1 dari 3 Regu Mortirnya, tapi digantikan dengan Regu Senapan Mesin bersenjatakan Senapan Mesin Berat Maxim M1910 dan SG-43 Heavy Machine Gun.
Susunan ini tetap diberlakukan hingga awal 1944, ketika surat keputusan Shtat No. 04/550 Tahun 1942 diamandemen atau digantikan.
Kompi Markas Besar dan Satuan Pendukungnya
Kompi dipimpin oleh Komandan Kompi — seorang Kapten — yang dipersenjatai dengan pistol (revolver M1895 Nagant atau pistol semi-otomatis TT). Dia dibantu oleh Wakil Komandan Kompi — idealnya seorang Letnan Senior — dan Deputi Urusan Politik.
Deputi Urusan Politik adalah seorang perwira politik, biasanya setingkat Letnan, yang berada di bawah komandan kompi (awal perang mereka setara dengan komandan kompi, yang menunjukkan kesulitannya sendiri).
Seperti pada masa Perang Dingin, Deputi bertanggung jawab atas moral dan fungsi-fungsi yang terkait dengan kepartaian di dalam perusahaan, tetapi bukan komandan taktis yang mengarahkan dan merancang strategi pasukan.
Dalam Kompi Markas Besar juga terdapat Sersan Mayor Kompi dan Quartermaster berpangkat Sersan Senior yang mengurusi suplai dan perlengkapan.
Selain Kompi Markas Besar, ada Regu Medis (5 orang), Regu Senapan Mesin (6 orang), dan Pleton Mortir (7 orang) sebagai pendukung.
Regu Medis terdiri dari Instruktur Medis - seorang Bintara dan Kepala Personel Medis Kompi - dan 4 petugas kesehatan yang setara dengan petugas medis. Sementara itu, Regu Senapan Mesin adalah tambahan baru di dalam kompi, dipersenjatai Senapan Mesin Maxim, kemudian digantikan oleh SG-43, menggunakan dudukan beroda.
Regu Senapan Mesin memiliki kuda dan kereta yang dipindahkan dari Pleton Mortir. Regu itu memiliki Komandan Regu, Penembak Senapan Mesin, 3 orang Pembawa Amunisi dan seorang Kusir Kuda.
Peleton Mortir, berkurang kekuatannya dari bulan Juli 1942, terdiri dari 2 Regu Mortir. Setiap regu dipersenjatai Mortir kaliber 50mm dan masing-masing memiliki 1 Penembak Mortir dan 2 Pembawa Amunisi. Jelas ini tampaknya tidak cukup penting untuk dipertahankan di satuan Divisi Senapan setelah akhir 1944. Pada Desember 1944, satuan Peleton Mortir dibubarkan dan Regu Senapan Mesin diperbanyak hingga ke ukuran peleton dengan 2 Regu Senapan Mesin.
Peleton Senapan
Peleton Senapan terdiri dari Peleton Markas Besar dan 4 Regu Senapan. Peleton dipimpin oleh Komandan Peleton berpangkat Letnan yang dibantu oleh Wakil Komandan Peleton — idealnya seorang Sersan Senior. Ada 2 penembak jitu/Sniper di tingkat peleton, dilengkapi dengan Senapan M1891/30 Mosin-Nagant dengan periskop PU.
Penembak jitu ini dimaksudkan untuk beroperasi berpasangan. Senapan SVT-40 mungkin digunakan dalam peran ini, tetapi secara umum dianggap sebagai senjata yang lebih jelek untuk sniper.
Perubahan utama Peleton Markas Besar pada bulan Desember 1942 adalah penghapusan posisi satu Kurir.
Khusus untuk periode ini, pasukannya asimetris, terdiri dari 2 Regu Senapan Berat dan 2 Regu Senapan Ringan di atas kertas. Pada kenyataannya, tampaknya regu ke-4 sering dikecualikan dan semua regu ini mengikuti susunan organisasi yang lebih mirip dengan Regu Senapan Ringan.
Kedua variasi memiliki 9 personil tamtama dan idealnya dipimpin oleh Sersan Junior atau Sersan. Setiap regu juga memiliki seorang Wakil Komandan Regu, yang mungkin seorang Yefreytor (setara Tamtama) atau yang paling senior di antara mereka.
Posisi ini juga bisa dianggap sebagai Penembak Senior/Senior Rifleman. Jika ada beberapa Senapan Semi-Otomatis SVT-40, kemungkinan Penembak Senior ini akan menjadi yang pertama menerimanya karena mereka yang paling berpengalaman.
Asumsi ini didasarkan pada korespondensi dengan seorang Rusia yang kakeknya adalah seorang penembak senior dan membawa SVT-40 selama masa tugasnya.
Banyak sumber, terutama yang dari Barat, menyatakan Komandan Regu akan mendapatkannya, walaupun ini kemungkinan kecil karena mereka secara khusus ditunjuk untuk mendapatkan senjata jenis SMG.
Perbedaan utama antara Regu Senapan Berat dan Regu Senapan Ringan adalah bahwa Regu Senapan Berat adalah memiliki 2 tim senapan mesin ringan DP-27 sedangkan Regu Senapan Ringan memiliki 1 tim penembak LMG DP-27.
Karena Soviet pada saat ini sebagian besar menerapkan Metode Pendukung Tembakan dan Satuan Manuver di tingkat peleton dan lebih tinggi, Regu Senapan Berat dapat dianggap sebagai satuan pemberi tembakan penekanan/supressing fire pada peleton sedangkan Regu Senapan Ringan akan menjadi bagian manuver yang bertugas menghabisi prajurit musuh satu lawan satu.
Perlu dicatat bahwa "pengurangan kekuatan" yang pertama kali diperkenalkan setelah dimulainya Operasi Barbarossa hanya 2 dari 4 Regu dalam 1 Peleton Senapan yang diberi masing-masing senjata jenis LMG.
Ini menyiratkan bahwa Metode Pendukung Tembakan dan Satuan Manuver dimaksudkan untuk diterapkan di tingkat peleton karena Regu yang tanpa senapan mesin akan membutuhkan dukungan tembakan dari Regu yang mengoperasikan senapan mesin untuk bermanuver.
Namun, karena biasanya satu LMG hanya dibekali 188 peluru (1 magasen terpasang di senjata dan 3 magasen dibawa oleh seorang Assistant Gunner), tampaknya ada jauh lebih sedikit tembakan pendukung yang diberikan oleh Regu Senapan.
STRUKTUR ORGANISASI
Setiap Kompi terdiri dari:
Kompi Markas Besar (3 Perwira & 2 Tamtama)
• 1 Komandan Kompi: Kapten, bersenjata Pistol TT/Revolver Nagant
• 1 Wakil Komandan Kompi: Letnan Senior, bersenjata Pistol TT/Revolver Nagant
• 1 Deputi Urusan Politik: Letnan Senior, bersenjata Pistol TT/Revolver Nagant
• 1 Sersan Mayor Kompi: Starshina (setara Sersan Mayor), bersenjata 1 Senapan Mosin-Nagant
• 1 Quartermaster-Clerk (urusan Logistik): Sersan Senior, bersenjata 1 Senapan Mosin-Nagant.
1 Regu Medis (5 Tamtama)
• 1 Instruktur Medis: Sersan Senior, bersenjata 1 Senapan Mosin-Nagant
• 4 Petugas Medis: Tamtama, masing-masing bersenjata 1 Senapan Mosin-Nagant
3 Peleton Senapan (setiap Peleton ada 1 Perwira dan 39 prajurit)
• 1 Komandan Peleton: Letnan Junior/Letnan, bersenjata pistol TT/Revolver Nagant
• 1 Wakil Komandan Peleton: Sersan Senior, bersenjata 1 senapan Mosin-Nagant
• 2 Sniper: Tamtama, bersenjata senapan sniper Mosin-Nagant PU
--- 2 Regu Senapan Ringan (masing-masing 9 Prajurit)^
• 1 Komandan Regu: Sersan Junior/Sersan, bersenjata 1 SMG PPSh-41/PPSh-43
• 1 Wakil Komandan Regu (Senior Rifleman): Yefreyor (setara Tamtama), bersenjata 1 senapan Mosin-Nagant/SVT-40^^
• 1 Penembak Senapan Mesin Ringan: Tamtama, bersenjata 1 senapan mesin ringan DP-27
• 1 Asisten Penembak Senapan Mesin Ringan: Tamtama, bersenjata 1 senapan Mosin-Nagant^^^
• 5 Prajurit: Tamtama, bersenjata masing-masing 1 senapan Mosin-Nagant^^^
--- 2 Regu Senapan Berat (masing-masing 9 prajurit)^
• 1 Komandan Regu: Sersan Junior/Sersan, bersenjata 1 SMG PPSh-41/PPSh-43
• 1 Wakil Komandan Regu (Senior Rifleman): Yefreyor (setara Tamtama), bersenjata 1 senapan Mosin-Nagant/SVT-40^^
• 2 Penembak Senapan Mesin Ringan: Tamtama, masing-masing bersenjata 1 senapan mesin ringan DP-27
• 2 Asisten Penembak Senapan Mesin Ringan: Tamtama, masing-masing bersenjata 1 senapan Mosin-Nagant^^^
• 3 Prajurit: Tamtama, bersenjata masing-masing 1 senapan Mosin-Nagant^^^
^Susunan 2 Regu Senapan Ringan (masing-masing 1 DP-27 LMG) dan 2 Regu Senapan Berat (masing-masing 2 DP-27 LMG) hanya di atas kertas. Kenyataannya, lebih sering dalam 1 Kompi hanya ada 3 Regu. Tahun 1944, jumlah prajurit dalam regu dikurangi menjadi 6 orang untuk menyesuaikan dengan keadaan medan perang.
^^Kalau SVT-40 tersedia, maka Wakil Komandan Regu yang menggunakannya.
^^^Pertengahan hingga akhir 1943, Asisten Penembak LMG dan Prajurit sudah menggunakan PPSh-41 atau PPSh-43, selama persediaan masih ada.
1 Regu Senapan Mesin (6 Prajurit)
• 1 Komandan Regu: Sersan Junior/Sersan, bersenjata 1 senapan Mosin-Nagant
• 1 Penembak Senapan Mesin: Tamtama, bersenjata 1 Senapan Mesin Berat PM 1910 Maxim atau SG-43, dan 1 Pistol Tokarev TT.
• 3 Pembawa Amunisi: Tamtama, bersenjata masing-masing 1 senapan Mosin-Nagant
• 1 Kusir Kuda: Tamtama, bersenjata 1 senapan Mosin-Nagant.
--- Perlengkapan Tambahan
• 1 Ekor Kuda dan Kereta Kuda
1 Peleton Mortir (7 Prajurit)
• 1 Komandan Peleton: Sersan Senior atau Starshina (Sersan Mayor), bersenjata 1 senapan Mosin-Nagant
--- 2 Regu Mortir
• 1 Penembak Mortir: Tamtama, bersenjata 1 mortir RM-58 50mm dan pistol Tokarev TT/Revolver Nagant^
• 2 Pembawa Amunisi: Tamtama, masing-masing bersenjata 1 senapan Mosin-Nagant
^Kadang-kadang Pistol diganti dengan SMG
LOGISTIK PELURU
Berikut ini adalah jumlah perbekalan peluru yang dibawa prajurit Tentara Merah dalam 1 kompi, tergantung jenis senjata yang dibawa:
Untuk prajurit bersenjata senapan M1890/30 Mosin Nagant:
• Siap Tembak: 40 peluru dalam 8 klip magasen (1 magasen isi 5 peluru) di 4 kantong kulit sabuk bagian depan
• Cadangan: 30 peluru dalam 6 klip magasen (1 magasen isi 5 peluru) di kantong sabuk bagian belakang
• Tambahan/tergantung situasi: 70 peluru dalam 14 magasen di sabuk selempang.
Untuk prajurit bersenjata senapan SVT-40:
• Siap Tembak: 40 peluru; 2 magasen isi 10 peluru di kantong kulit, 4 klip magasen dengan isi 5 peluru di kantong kulit pada samping kanan dan kiri sabuk
• Cadangan: 30 peluru dalam 6 klip magasen isi 5 peluru di kantong kulit atau kantong sabuk bagian belakang
• Tambahan/tergantung situasi: 15 klip magasen masing-masing isi 5 peluru di sabuk selempang.
Untuk prajurit bersenjata LMG DP-27:
• 47 peluru dibawa oleh Penembak LMG; 1 magasen isi 47 peluru, terpasang di senjata
• 141 peluru dalam 3 magasen (1 magasen isi 47 peluru) dibawa oleh Pengisi/Asisten Penembak; di dalam tas besi
Untuk prajurit bersenjata SMG PPSh-41; bawaan versi Pertama (menjelang 1944)^
• 71 peluru terpasang di senjata; 1 magasen isi 71 peluru
• 71 peluru dalam 1 magasen di kantong.
Untuk prajurit bersenjata SMG PPSh-41; bawaan versi Kedua (menjelang 1944)^
• 71 peluru terpasang di senjata; 1 magasen isi 71 peluru
• 176 peluru dalam 1 magasen isi 71 peluru di kantong dan 3 magasen masing-masing isi 35 peluru di tas kantong
Untuk prajurit bersenjata SMG PPS-43 (menjelang 1944)^
• 105 peluru siap tembak dalam 3 magasen (1 magasen isi 35 peluru) tas kantong
Granat
• 1 Granat Fragmentasi F1 di tas kantong atau;
• 3 Granat Fragmentasi RG-42 di tas kantong atau;
• 2 Granat Fragmentasi RGD-33 di tas kantong.
^Setelah SMG PPS-43 diperkenalkan kepada prajurit, SMG PPSh-41 dipakai oleh Kompi SMG di tingkat Resimen meski terkadang juga memakai PPS-43, tergantung satuan dan kebutuhan operasi.
Upgrade yang dimaksud antara lain mempersenjatai setiap personilnya dengan senapan semi-otomatis terbaru Soviet, SVT-40, yang merupakan penerus dari senapan semi-otomatis Soviet sebelumnya yaitu SVT-38.
Hal ini membuat Soviet menjadi negara kedua di dunia yang menjadikan senapan semi-otomatis sebagai Standard Issue/Perlengkapan Standar bagi infanterinya, setelah Amerika Serikat.
Namun, hal ini tidak berjalan mulus dan merata. Sebab, Operasi Barbarossa yang diluncurkan Jerman langsung menghancurkan banyak satuan Tentara Merah termasuk yang sudah dilengkapi senapan semi-otomatis tersebut.
Sehingga senapan otomatis ini banyak yang hilang atau dirampas musuh. Sehingga senapan bolt action M1891/30 Mosin-Nagant masih jadi senjata yang jamak dan sering terlihat dipakai oleh satuan-satuan Tentara Merah hingga Pertempuran Moskow pada Desember 1941 (dimana Soviet meraih kemenangan).
Sehingga pada saat yang sama, komando tertinggi Tentara Merah hanya memberikan 2 senapan semi-otomatis per squad/regu dari total 11 orang per regunya. Sementara sisanya (di luar satuan Submachine Gunner) dipersenjatai senapan Mosin-Nagant tadi.
Upgrade tadi juga meliputi penambahan 2 personel Submachine Gunner, yang dipersenjatai SMG PPD-40. PPD-40 merupakan SMG/Pistol Mitraliur buatan Soviet yang mirip SMG buatan Finlandia, Suomi KP/-31.
Sama seperti nasib senapan semi-otomatis tadi, yang awalnya 2 personil membawa PPD-40 dikurangi menjadi 1 personil saja yang membawa PPD-40.
Selain itu, Machine Gunner juga dipersenjatai Side Arm (senjata sekunder) berupa pistol revolver M1895. Selain itu susunan struktural tetap tidak berubah.
Di sini saya menyimpulkan, bahwa komando tertinggi Tentara Merah melakukan lompatan besar untuk meningkatkan firepower alias Daya Gebuk satuan infanterinya dengan hendak mempersenjatai seluruh infanterinya dengan senapan semi-otomatis, bahkan menambah sekaligus memperkenalkan Submachine Gunner dalam setiap satuan regunya. Namun hal ini tidak berjalan mulus dan merata karena Operasi Barbarossa berdampak pada rencana ini.
Setiap satuan regu akhirnya hanya dipersenjatai 2 senapan semi-otomatis SVT-40 dan satu PPD-40, yang tentunya tidak sesuai dengan harapan. Mosin-Nagant masih mendominasi satuan-satuan Tentara Merah, setidaknya sampai SMG benar-benar diproduksi besar-besaran di pertengahan perang dan jadi doktrin resmi militer Soviet hingga akhir perang.
Bahkan mempengaruhi pengembangan dan pemakaian Assault Rifle Soviet secara luas di angkatan bersenjatanya.
==
Ini adalah komposisi persenjataan rifle squad/satuan regu Tentara Merah selama periode pertengahan 1942 sampai awal 1944. Dalam upaya menyesuaikan diri dengan keadaan peperangan Front Timur, Tentara Merah merombak total satuan militer mereka dari segi struktural. Secara struktural, pembagian Fire Element dan Maneuver Element dalam satu squad/regu ditiadakan dan dileburkan.
Komposisi persenjataan di gambar ini adalah salah satu contoh dari 2 jenis squad/regu infanteri Tentara Merah di periode ini. Jenis regu Tentara Merah yang satu lagi bisa dilengkapi 2 buah LMG, dan disebut sebagai "Heavy Rifle Section" (Regu Senapan Berat). Selain itu, kini Komandan Regu dan Assistant Gunner dipersenjatai SMG. Dengan komposisi ini, sebenarnya firepower regu Tentara Merah berkurang.
Tapi dengan dikenalkannya dengan jenis SMG yang lebih ringkas dan diproduksi massal, maka Komando Tertinggi Tentara Merah mengkompensasikan kekurangan ini dengan membentuk Pleton SMG (Submachine Gun Platoon) atau Kompi SMG (Submachine Gun Companies) dalam tingkat resimen. Satu regu jumlahnya sekitar 11 orang.
Satu Pleton terdiri dari sekitar 3-5 regu (sekitar 30-50'an prajurit), dan satu Kompi terdiri dari 2 Pleton (sekitar 100-150'an orang). Semua prajurit dalam Pleton SMG dan Kompi SMG Tentara Merah dipersenjatai oleh SMG (Submachine Gun/Pistol Mitraliur).
Senjata Api baru yang diperkenalkan Komando Tertinggi Tentara Merah Soviet adalah PPSh-41. Senjata ini merupakan senjata api berjenis SMG dan sebagai penerus dari PPD-40 yang karirnya tidak begitu bagus.
Kelak PPSh-41 akan mendominasi dan menentukan firepower infanteri Tentara Merah di tahun-tahun selanjutnya dalam PD II, karena Soviet menggenjot industri dan jumlah PPSh-41. Semua prajurit Tentara Merah Soviet akan dipersenjatai oleh PPSh-41.
Bahkan, doktrin pembuatan dan pemakaian AK-47 beserta keturunannya kelak, dipengaruhi oleh penggunaan PPSh-41. Ya. AK-47 adalah Assault Rifle rasa SMG.
Mengapa bisa begitu? Karena AK-47 adalah senjata api berwujud Assault Rifle dengan kaliber peluru senapan, namun digunakan selayaknya SMG untuk supressing fire/tembakan penekanan berkat mekanisme otomatisnya.
Selain itu, jenis senjata lainnya tidak berubah seperti LMG DP-27 dan senapan bolt action M1891/30 Mosin-Nagant. Nampaknya Mosin-Nagant mendominasi bolt action rifle di dalam Angkatan Bersenjata Tentara Merah karena keandalannya dan kemudahannya dalam perawatan.
Pada Part 1-4 mengenai komposisi senjata yang dibawa Tentara Merah yang sebelumnya saya posting, saya membahas susunan organisasi Tentara Merah di level Regu/Squad. Kali ini saya akan membahas susunan organisasi Tentara Merah di tingkat Kompi/Company, alias satuan di atasnya Regu.
Gambar yang saya pakai adalah ilustrasi susunan organisasi Tentara Merah di tingkat Pleton. Untuk membayangkan ilustrasi gambarnya, silakan gandakan atau copy paste gambar ini menjadi dua. Karena 1 Kompi terdiri dari 2 Pleton.
Pembahasan kali ini adalah komposisi senjata pada Kompi infanteri Soviet dalam periode awal 1943 sampai awal 1944.
Organisasi ini diatur sesuai dengan Surat Keputusan atau штат (Shtat) № 04/550 yang diterbitkan bulan Desember 1942 dan dirubah pada awal tahun 1944 dan diikuti dengan Surat Keputusan atau штат (Shtat) № 05/40 pada bulan Desember 1944.
Struktur satuan ini mulai dipergunakan saat Pertempuran Kursk dan beberapa operasi militer di akhir 1943 dan awal 1944.
Susunan organisasi Tentara Merah di atas satuan Kompi adalah Batalion, terdiri dari 1 Batalion Markas Besar, 3 Kompi, 1 Pleton Sinyal (Komunikasi), 1 Kompi Senapan Mesin (jenis Maxim atau SG-43), 1 Pleton Senapan Antitank, 1 Meriam Antitank (45mm), 1 Mortir (82mm), 1 Pleton Medis dan Kereta Batalion.
PEMBAHASAN
Dalam struktur militer, Kompi Senapan (Стрелковая рота; Stryelkovaya Rota) adalah elemen tempur yang merupakan bagian dari sebuah Batalion Senapan (Стрелковый батальон; Stryelkoviy Batalyon).
Batalion sendiri adalah bagian daripada sebuah Divisi Senapan/Divisi Senapan Pengawal. Meskipun Divisi Senapan memiliki susunan organisasi yang saling berbeda, komposisi senjata yang dimiliki kompi-kompinya tetaplah sama.
Pada Desember 1942 hingga Awal 1944, Kompi Senapan Soviet terdiri dari 1 Kompi Markas Besar, 3 Peleton Senapan, 1 Regu Medis, 1 Peleton Mortir, dan 1 Regu Senapan Mesin.
Susunan organisasi ini dianggap sebagai susunan kompi standar bagi Tentara Merah setelah kekalahan awal Soviet pada Operasi Barbarossa hingga kesuksesan Soviet melancarkan Operasi Uranus (mengepung Tentara Jerman di Stalingrad).
Meskipun standar ini dikeluarkan sebelum dimulainya Operasi Little Saturnus, tapi belum benar-benar diterapkan hingga operasi ini selesai pada awal 1943.
Kompi Tentara Merah Soviet mengalami pengurangan yang sangat sedikit pada bulan Juli 1942. Kompi Markas Besar mengurangi kekuatannya dengan menghapuskan posisi 1 Kurir dan 2 Sniper. Sementara posisi kurir di setiap Pleton juga dihapuskan, posisi 2 sniper tetap dipertahankan.
Satuan Pleton Mortir juga kehilangan 1 dari 3 Regu Mortirnya, tapi digantikan dengan Regu Senapan Mesin bersenjatakan Senapan Mesin Berat Maxim M1910 dan SG-43 Heavy Machine Gun.
Susunan ini tetap diberlakukan hingga awal 1944, ketika surat keputusan Shtat No. 04/550 Tahun 1942 diamandemen atau digantikan.
Kompi Markas Besar dan Satuan Pendukungnya
Kompi dipimpin oleh Komandan Kompi — seorang Kapten — yang dipersenjatai dengan pistol (revolver M1895 Nagant atau pistol semi-otomatis TT). Dia dibantu oleh Wakil Komandan Kompi — idealnya seorang Letnan Senior — dan Deputi Urusan Politik.
Deputi Urusan Politik adalah seorang perwira politik, biasanya setingkat Letnan, yang berada di bawah komandan kompi (awal perang mereka setara dengan komandan kompi, yang menunjukkan kesulitannya sendiri).
Seperti pada masa Perang Dingin, Deputi bertanggung jawab atas moral dan fungsi-fungsi yang terkait dengan kepartaian di dalam perusahaan, tetapi bukan komandan taktis yang mengarahkan dan merancang strategi pasukan.
Dalam Kompi Markas Besar juga terdapat Sersan Mayor Kompi dan Quartermaster berpangkat Sersan Senior yang mengurusi suplai dan perlengkapan.
Selain Kompi Markas Besar, ada Regu Medis (5 orang), Regu Senapan Mesin (6 orang), dan Pleton Mortir (7 orang) sebagai pendukung.
Regu Medis terdiri dari Instruktur Medis - seorang Bintara dan Kepala Personel Medis Kompi - dan 4 petugas kesehatan yang setara dengan petugas medis. Sementara itu, Regu Senapan Mesin adalah tambahan baru di dalam kompi, dipersenjatai Senapan Mesin Maxim, kemudian digantikan oleh SG-43, menggunakan dudukan beroda.
Regu Senapan Mesin memiliki kuda dan kereta yang dipindahkan dari Pleton Mortir. Regu itu memiliki Komandan Regu, Penembak Senapan Mesin, 3 orang Pembawa Amunisi dan seorang Kusir Kuda.
Peleton Mortir, berkurang kekuatannya dari bulan Juli 1942, terdiri dari 2 Regu Mortir. Setiap regu dipersenjatai Mortir kaliber 50mm dan masing-masing memiliki 1 Penembak Mortir dan 2 Pembawa Amunisi. Jelas ini tampaknya tidak cukup penting untuk dipertahankan di satuan Divisi Senapan setelah akhir 1944. Pada Desember 1944, satuan Peleton Mortir dibubarkan dan Regu Senapan Mesin diperbanyak hingga ke ukuran peleton dengan 2 Regu Senapan Mesin.
Peleton Senapan
Peleton Senapan terdiri dari Peleton Markas Besar dan 4 Regu Senapan. Peleton dipimpin oleh Komandan Peleton berpangkat Letnan yang dibantu oleh Wakil Komandan Peleton — idealnya seorang Sersan Senior. Ada 2 penembak jitu/Sniper di tingkat peleton, dilengkapi dengan Senapan M1891/30 Mosin-Nagant dengan periskop PU.
Penembak jitu ini dimaksudkan untuk beroperasi berpasangan. Senapan SVT-40 mungkin digunakan dalam peran ini, tetapi secara umum dianggap sebagai senjata yang lebih jelek untuk sniper.
Perubahan utama Peleton Markas Besar pada bulan Desember 1942 adalah penghapusan posisi satu Kurir.
Khusus untuk periode ini, pasukannya asimetris, terdiri dari 2 Regu Senapan Berat dan 2 Regu Senapan Ringan di atas kertas. Pada kenyataannya, tampaknya regu ke-4 sering dikecualikan dan semua regu ini mengikuti susunan organisasi yang lebih mirip dengan Regu Senapan Ringan.
Kedua variasi memiliki 9 personil tamtama dan idealnya dipimpin oleh Sersan Junior atau Sersan. Setiap regu juga memiliki seorang Wakil Komandan Regu, yang mungkin seorang Yefreytor (setara Tamtama) atau yang paling senior di antara mereka.
Posisi ini juga bisa dianggap sebagai Penembak Senior/Senior Rifleman. Jika ada beberapa Senapan Semi-Otomatis SVT-40, kemungkinan Penembak Senior ini akan menjadi yang pertama menerimanya karena mereka yang paling berpengalaman.
Asumsi ini didasarkan pada korespondensi dengan seorang Rusia yang kakeknya adalah seorang penembak senior dan membawa SVT-40 selama masa tugasnya.
Banyak sumber, terutama yang dari Barat, menyatakan Komandan Regu akan mendapatkannya, walaupun ini kemungkinan kecil karena mereka secara khusus ditunjuk untuk mendapatkan senjata jenis SMG.
Perbedaan utama antara Regu Senapan Berat dan Regu Senapan Ringan adalah bahwa Regu Senapan Berat adalah memiliki 2 tim senapan mesin ringan DP-27 sedangkan Regu Senapan Ringan memiliki 1 tim penembak LMG DP-27.
Karena Soviet pada saat ini sebagian besar menerapkan Metode Pendukung Tembakan dan Satuan Manuver di tingkat peleton dan lebih tinggi, Regu Senapan Berat dapat dianggap sebagai satuan pemberi tembakan penekanan/supressing fire pada peleton sedangkan Regu Senapan Ringan akan menjadi bagian manuver yang bertugas menghabisi prajurit musuh satu lawan satu.
Perlu dicatat bahwa "pengurangan kekuatan" yang pertama kali diperkenalkan setelah dimulainya Operasi Barbarossa hanya 2 dari 4 Regu dalam 1 Peleton Senapan yang diberi masing-masing senjata jenis LMG.
Ini menyiratkan bahwa Metode Pendukung Tembakan dan Satuan Manuver dimaksudkan untuk diterapkan di tingkat peleton karena Regu yang tanpa senapan mesin akan membutuhkan dukungan tembakan dari Regu yang mengoperasikan senapan mesin untuk bermanuver.
Namun, karena biasanya satu LMG hanya dibekali 188 peluru (1 magasen terpasang di senjata dan 3 magasen dibawa oleh seorang Assistant Gunner), tampaknya ada jauh lebih sedikit tembakan pendukung yang diberikan oleh Regu Senapan.
STRUKTUR ORGANISASI
Setiap Kompi terdiri dari:
Kompi Markas Besar (3 Perwira & 2 Tamtama)
• 1 Komandan Kompi: Kapten, bersenjata Pistol TT/Revolver Nagant
• 1 Wakil Komandan Kompi: Letnan Senior, bersenjata Pistol TT/Revolver Nagant
• 1 Deputi Urusan Politik: Letnan Senior, bersenjata Pistol TT/Revolver Nagant
• 1 Sersan Mayor Kompi: Starshina (setara Sersan Mayor), bersenjata 1 Senapan Mosin-Nagant
• 1 Quartermaster-Clerk (urusan Logistik): Sersan Senior, bersenjata 1 Senapan Mosin-Nagant.
1 Regu Medis (5 Tamtama)
• 1 Instruktur Medis: Sersan Senior, bersenjata 1 Senapan Mosin-Nagant
• 4 Petugas Medis: Tamtama, masing-masing bersenjata 1 Senapan Mosin-Nagant
3 Peleton Senapan (setiap Peleton ada 1 Perwira dan 39 prajurit)
• 1 Komandan Peleton: Letnan Junior/Letnan, bersenjata pistol TT/Revolver Nagant
• 1 Wakil Komandan Peleton: Sersan Senior, bersenjata 1 senapan Mosin-Nagant
• 2 Sniper: Tamtama, bersenjata senapan sniper Mosin-Nagant PU
--- 2 Regu Senapan Ringan (masing-masing 9 Prajurit)^
• 1 Komandan Regu: Sersan Junior/Sersan, bersenjata 1 SMG PPSh-41/PPSh-43
• 1 Wakil Komandan Regu (Senior Rifleman): Yefreyor (setara Tamtama), bersenjata 1 senapan Mosin-Nagant/SVT-40^^
• 1 Penembak Senapan Mesin Ringan: Tamtama, bersenjata 1 senapan mesin ringan DP-27
• 1 Asisten Penembak Senapan Mesin Ringan: Tamtama, bersenjata 1 senapan Mosin-Nagant^^^
• 5 Prajurit: Tamtama, bersenjata masing-masing 1 senapan Mosin-Nagant^^^
--- 2 Regu Senapan Berat (masing-masing 9 prajurit)^
• 1 Komandan Regu: Sersan Junior/Sersan, bersenjata 1 SMG PPSh-41/PPSh-43
• 1 Wakil Komandan Regu (Senior Rifleman): Yefreyor (setara Tamtama), bersenjata 1 senapan Mosin-Nagant/SVT-40^^
• 2 Penembak Senapan Mesin Ringan: Tamtama, masing-masing bersenjata 1 senapan mesin ringan DP-27
• 2 Asisten Penembak Senapan Mesin Ringan: Tamtama, masing-masing bersenjata 1 senapan Mosin-Nagant^^^
• 3 Prajurit: Tamtama, bersenjata masing-masing 1 senapan Mosin-Nagant^^^
^Susunan 2 Regu Senapan Ringan (masing-masing 1 DP-27 LMG) dan 2 Regu Senapan Berat (masing-masing 2 DP-27 LMG) hanya di atas kertas. Kenyataannya, lebih sering dalam 1 Kompi hanya ada 3 Regu. Tahun 1944, jumlah prajurit dalam regu dikurangi menjadi 6 orang untuk menyesuaikan dengan keadaan medan perang.
^^Kalau SVT-40 tersedia, maka Wakil Komandan Regu yang menggunakannya.
^^^Pertengahan hingga akhir 1943, Asisten Penembak LMG dan Prajurit sudah menggunakan PPSh-41 atau PPSh-43, selama persediaan masih ada.
1 Regu Senapan Mesin (6 Prajurit)
• 1 Komandan Regu: Sersan Junior/Sersan, bersenjata 1 senapan Mosin-Nagant
• 1 Penembak Senapan Mesin: Tamtama, bersenjata 1 Senapan Mesin Berat PM 1910 Maxim atau SG-43, dan 1 Pistol Tokarev TT.
• 3 Pembawa Amunisi: Tamtama, bersenjata masing-masing 1 senapan Mosin-Nagant
• 1 Kusir Kuda: Tamtama, bersenjata 1 senapan Mosin-Nagant.
--- Perlengkapan Tambahan
• 1 Ekor Kuda dan Kereta Kuda
1 Peleton Mortir (7 Prajurit)
• 1 Komandan Peleton: Sersan Senior atau Starshina (Sersan Mayor), bersenjata 1 senapan Mosin-Nagant
--- 2 Regu Mortir
• 1 Penembak Mortir: Tamtama, bersenjata 1 mortir RM-58 50mm dan pistol Tokarev TT/Revolver Nagant^
• 2 Pembawa Amunisi: Tamtama, masing-masing bersenjata 1 senapan Mosin-Nagant
^Kadang-kadang Pistol diganti dengan SMG
LOGISTIK PELURU
Berikut ini adalah jumlah perbekalan peluru yang dibawa prajurit Tentara Merah dalam 1 kompi, tergantung jenis senjata yang dibawa:
Untuk prajurit bersenjata senapan M1890/30 Mosin Nagant:
• Siap Tembak: 40 peluru dalam 8 klip magasen (1 magasen isi 5 peluru) di 4 kantong kulit sabuk bagian depan
• Cadangan: 30 peluru dalam 6 klip magasen (1 magasen isi 5 peluru) di kantong sabuk bagian belakang
• Tambahan/tergantung situasi: 70 peluru dalam 14 magasen di sabuk selempang.
Untuk prajurit bersenjata senapan SVT-40:
• Siap Tembak: 40 peluru; 2 magasen isi 10 peluru di kantong kulit, 4 klip magasen dengan isi 5 peluru di kantong kulit pada samping kanan dan kiri sabuk
• Cadangan: 30 peluru dalam 6 klip magasen isi 5 peluru di kantong kulit atau kantong sabuk bagian belakang
• Tambahan/tergantung situasi: 15 klip magasen masing-masing isi 5 peluru di sabuk selempang.
Untuk prajurit bersenjata LMG DP-27:
• 47 peluru dibawa oleh Penembak LMG; 1 magasen isi 47 peluru, terpasang di senjata
• 141 peluru dalam 3 magasen (1 magasen isi 47 peluru) dibawa oleh Pengisi/Asisten Penembak; di dalam tas besi
Untuk prajurit bersenjata SMG PPSh-41; bawaan versi Pertama (menjelang 1944)^
• 71 peluru terpasang di senjata; 1 magasen isi 71 peluru
• 71 peluru dalam 1 magasen di kantong.
Untuk prajurit bersenjata SMG PPSh-41; bawaan versi Kedua (menjelang 1944)^
• 71 peluru terpasang di senjata; 1 magasen isi 71 peluru
• 176 peluru dalam 1 magasen isi 71 peluru di kantong dan 3 magasen masing-masing isi 35 peluru di tas kantong
Untuk prajurit bersenjata SMG PPS-43 (menjelang 1944)^
• 105 peluru siap tembak dalam 3 magasen (1 magasen isi 35 peluru) tas kantong
Granat
• 1 Granat Fragmentasi F1 di tas kantong atau;
• 3 Granat Fragmentasi RG-42 di tas kantong atau;
• 2 Granat Fragmentasi RGD-33 di tas kantong.
^Setelah SMG PPS-43 diperkenalkan kepada prajurit, SMG PPSh-41 dipakai oleh Kompi SMG di tingkat Resimen meski terkadang juga memakai PPS-43, tergantung satuan dan kebutuhan operasi.
Posting Komentar