Mengapa Konten Bloopers Mengundang View yang Lebih Tinggi
Mengapa Konten Bloopers Mengundang View yang Lebih Tinggi - Head and Shoulders Indonesia memposting video bloopers kesalahan Joe Taslim saat process pembuatan iklan. Brand lain berpikir yang bagus-bagus, yang tampak sempurna, tanpa cacat, tanpa celah. Tetapi resikonya sesuatu yang "sempurna" itu malah menjemukan
Pengen tau buktinya?
Kita bandingkan statistic antara iklan versi sempurna dan versi "bloopers" atau cacatnya
Diupload diwaktu yang hampir berbarengan, kurang lebih 3minggu yang lalu hasilnya sudah sangat njomplang
Versi iklan sebenarnya, dimana Joe Taslim tampil sempurna, tanpa cacat hanya 5,1jt kali penayangan
Bandingkan dengan iklan versi bloopers yang diupload oleh channel yg sama
Viewnya sudah 10 jt
Hampir dua kali lipat dari versi sempurnanya
Koq bisa?
Pertama, public sudah bosan dengan sesuatu yg serba sempurna, sudah terlihat settingannya. Tidak relate dengan kehidupan nyata mereka.
Meskipun video bloopers itu juga settingan juga, tapi itu lebih manusiawi
Kedua, bloopers version mengandung "sense of humor" yang tinggi
Konten dengan sense of humor lebih acceptable dibandingkan dengan iklan normal yg penuh dengan keboringan. Orang gak akan sungkan men-share konten yang lucu meskipun itu jelas-jelas ngiklan
Dan the best part nya disini
Ketika kita menonton video iklan bloopers version, kita tertawa melihat kacaunya Joe Taslim ketika harus mengucapkan "Head and Shoulders" berkali-kali
Tertawa adalah sebuah kondisi dimana Reticular Activation System (RAS) pada fungsi otak kita melemah kontrolnya
RAS ini ibarat satpam kompleks yang mengontrol informasi yang masuk ke otak kita biar tidak overload
Jika RAS kita kendor kontrolnya informasi akan dengan mudah melenggang masuk
Saat itu pula Joe Taslim mengulang-ulang kata "Head and Shoulders" berulang-ulang sampai ia menancap di pikiran bawah sadar kita (subconscious mind)
Pikiran bawah sadar ini lebih dekat dengan limbic system otak audiens saat ia mengambil keputusan pembelian
Ingat katanya Professor Gerald Zaltman, "95% keputusan pembelian dikendalikan oleh pikiran bawah sadar konsumen"
Gunanya jika customers dihadapkan pada pilihan merek yang sangat banyak, overwhelming, maka limbic system ini yg mengambil peran, biar gak pake ribet
Itulah kecerdasan agensi pembuat iklan ini sampai memikirkan kearah sana
P&G adalah Brand besar yang paham benar bagaimana strategi marketing bekerja
Jika di postingan sebelumnya Saya memposting P&G yg memangkas besar-besaran digital ads karena dianggap tidak efektif
Kemana pelarian dana tersebut, ke model konten-konten seperti ini
Konten-konten iklan yang menyenangkan, yang mampu membuat orang menshare meskipun tahu itu iklan
Itulah kekuatan konten-konten Inbound
Anda kapan Nginbound?
Percayalah... semua orang perlahan akan Nginbound pada waktunya
Pengen tau buktinya?
Kita bandingkan statistic antara iklan versi sempurna dan versi "bloopers" atau cacatnya
Diupload diwaktu yang hampir berbarengan, kurang lebih 3minggu yang lalu hasilnya sudah sangat njomplang
Versi iklan sebenarnya, dimana Joe Taslim tampil sempurna, tanpa cacat hanya 5,1jt kali penayangan
Bandingkan dengan iklan versi bloopers yang diupload oleh channel yg sama
Viewnya sudah 10 jt
Hampir dua kali lipat dari versi sempurnanya
Koq bisa?
Pertama, public sudah bosan dengan sesuatu yg serba sempurna, sudah terlihat settingannya. Tidak relate dengan kehidupan nyata mereka.
Meskipun video bloopers itu juga settingan juga, tapi itu lebih manusiawi
Kedua, bloopers version mengandung "sense of humor" yang tinggi
Konten dengan sense of humor lebih acceptable dibandingkan dengan iklan normal yg penuh dengan keboringan. Orang gak akan sungkan men-share konten yang lucu meskipun itu jelas-jelas ngiklan
Dan the best part nya disini
Ketika kita menonton video iklan bloopers version, kita tertawa melihat kacaunya Joe Taslim ketika harus mengucapkan "Head and Shoulders" berkali-kali
Tertawa adalah sebuah kondisi dimana Reticular Activation System (RAS) pada fungsi otak kita melemah kontrolnya
RAS ini ibarat satpam kompleks yang mengontrol informasi yang masuk ke otak kita biar tidak overload
Jika RAS kita kendor kontrolnya informasi akan dengan mudah melenggang masuk
Saat itu pula Joe Taslim mengulang-ulang kata "Head and Shoulders" berulang-ulang sampai ia menancap di pikiran bawah sadar kita (subconscious mind)
Pikiran bawah sadar ini lebih dekat dengan limbic system otak audiens saat ia mengambil keputusan pembelian
Ingat katanya Professor Gerald Zaltman, "95% keputusan pembelian dikendalikan oleh pikiran bawah sadar konsumen"
Gunanya jika customers dihadapkan pada pilihan merek yang sangat banyak, overwhelming, maka limbic system ini yg mengambil peran, biar gak pake ribet
Itulah kecerdasan agensi pembuat iklan ini sampai memikirkan kearah sana
P&G adalah Brand besar yang paham benar bagaimana strategi marketing bekerja
Jika di postingan sebelumnya Saya memposting P&G yg memangkas besar-besaran digital ads karena dianggap tidak efektif
Kemana pelarian dana tersebut, ke model konten-konten seperti ini
Konten-konten iklan yang menyenangkan, yang mampu membuat orang menshare meskipun tahu itu iklan
Itulah kekuatan konten-konten Inbound
Anda kapan Nginbound?
Percayalah... semua orang perlahan akan Nginbound pada waktunya
Posting Komentar