Mengapa Dalam Bisnis Harus Membutuhkan Exposure
Mengapa Dalam Bisnis Harus Membutuhkan Exposure - Jadi kata-kata "Exposure" ini mencuat setelah case nya selebgram idola +62, Karin Novilda atau Awkarin viral di dunia maya
Ceritanya A team atau AwKarin Team, he he mirip-mirip sama Ahssiaap Team nya Atta itu mau bikin event buat promo salah satu talentnya dia
Dia butuh EO, sama venue sebuah resto dan dibayar dengan mata uang EXPOSURE tadi
Balasannya nanti brand si EO dan venue tadi akan di promote di insta story talent-talent tadi
Sebelumnya sempat viral juga influencer ya mau pesen 500 biji resoles dengan mata uang "exposure" ini
Yaa.. di ujung cerita dibully lah para influencer ini
Dan kasus ini ternyata bukan hanya terjadi di Indonesia loh..
Di luar negeri banyak hotel-hotel dan resto-resto yg mengeluhkan influencer yg menggunakan exposure sebagai alat pembayaran
Ibaratnya gini nih..
Ada penjual nasi goreng tek-tek lewat depan rumah
Terus itu tukang nasi goreng kita stop. Bang bikinin nasi goreng dua ya Bang, pake telor, agak pedesan dikit
Eh tapi aku bayarnya pake exposure ya Bang..
Eeh.. pose-syur apaan Neng.. jangan aneh-aneh ah.. Pake duit aja cuma tiga puluh rebu doang
Yee Abang.. exposyuur Bang.. itu nanti nasi goreng Abang akan aku promot di insta-story aq.. followerku banyak loh bang.. 100K
Nanti pasti Abangnya akan nawrin balik, Neng mau digampar wajan or dilempar piring?
Btw benarkah bisnis itu gak butuh "EXPOSURE"?
Sebagai marketer dengan tegas Sy mengatakan.. butuuuuuuuhhhhh... buangeeeetttt
Exposure itu modal awal untuk menarik perhatian
Tanpa exposure, kita punya konten sebagus apapun, materi iklan seciamik apapun gak akan berdampak banyak
Bukan hanya sekedar "exposure" kita bahkan butuh peran influencer untuk membantu sang pemilik Brand agar produknya lebih dikenal, minial oleh follower dari si influencer tadi
Dengan catatan itu influencer asli bukan jadi-jadian atau beli dadakan. Influencer masih amat sangat dibutuhkan oleh pemilik bisnis untuk bisa diajak bekerjasama. Bahkan marketplace sekelas Shopee pun harus rela merogoh kocek dalam-dalam demi mendapatkan exposure dari sang mega bintang CR7 aka Christiano Ronaldo agar seolah-olah ia main bola di Bekasi, Meskipun aslinya di Singapore sih shootingnya.
Jika pebisnis ngotot ngeluarin duit sampai ratusan juta, milyaran bahkan trilyunan demi mendapatkan exposure, kenapa para influencer yg menjual exposure tadi malah dibully?
Jawabannya sederhana, karena influencer tadi mencoba melawan kodrat, dengan mendatangi pebisnis duluan.
Sejak jaman dulu, ketika artis atau selebritis adalah bener-bener artis, bukan jadi-jadian.. mereka itu didatangi (inbound) bukan mendatangi (outbound). Gara-gara saking kuatnya pesona si artis, maka berebutlah bisnis-bisnis yang ingin di endorse atau di promosikan sama dia
Mestinya seperti itu alurnya..
Bukan artisnya yg ngemis-ngemis ke pebisnis buat nyari endorse an
Dengan berlaku sebaliknya, maka secara tidak langsung itu akan menurunkan value dari si artis itu sendiri
Secara etika pun itu nggak banget
Apalagi kalo si artis atau selebgram atau youtuber atau apalah namanya sudah nunjuk-nunjuk dulu barang yg ia minta buat di barter sama endorse. Sebenarnya artis boleh koq nawarin proposal kerjasama dengan exposure sebagai barter, apalagi jika ia bisa melihat kalo audiensnya nyambung dg target market si pebisnis
Dan ia mampu memvaluasi dengan sangat logis dan rasional nilai dari exposure yg ia tawarkan
Meskipun begitu amannya sih mending jangan
Influencer kembali ke kodrat aja lah
Fokuslah untuk menebar pesona, mencengkeramkan value untuk menumbuhkan audiens masing-masing
Biarkan pebisnis yg datang mencari mereka karena merasa audiens cocok dg target mereka
Penilaian "cocok" atau tidak cocok itu biarlah datang dari si pebisnis
Dan influencer gak perlu repot-repot nyari. Yah paling tidak untuk membuang anggapan kalo artis itu tidak laku sampai harus nyari-nyari endorsean. Sepi job boleh.. tapi sombong harus teteeepp demi harga diri
Dan itu juga yang membuat Chris Feng CEO nya Shopee merasa CR7 adalah figur yg cocok buat produknya, sampai ia berani teken kontrak 4 tahun
Ngeri ngebayangin nilai kontraknya
Meskipun iklannya di label sebagai iklan endorse an pesepakbola terburuk dan paling receh sepanjang sejarah, toh iklan ini akhirnya viral juga dibanyak negara
Postingan "biasanya" dia aja yg nge like 3,6 juta
Kalo dia agak buka-bukaan dikit bisa sampai 9 juta
Poin dari diskusi kita adalah "exposure" sebenarnya adalah masih menjadi mata uang yang sangat berharga dan dibutuhkan pebisnis sebagai alat barter
Nilai exposure akan semakin mahal ketika si influencer sibuk meninggikan value yang akan diberikan pada audiens nya. Semakin banyak karya dan prestasi yg dihasilkan maka nilainya akan semakin tinggi
Buat pebisnis pilihlah influencer yg paling tepat buat produk Anda
Yang engagement nya riil bukan fake, karena mereka bukan hanya membantu meningkatkan awareness tentang brand Anda, tapi mengakselerasi terbentuknya trust terhadap brand atau produk kita
Kedua, jangan berhenti di exposure, Because exposure is just the beginning.
Untuk bener-bener memberikan dampak ke penjualan kita harus menyiapkan plan selanjutnya, engagement nya seperti apa, dan conversion nya seperti apa
Link untuk edukasi harus sudah siap, bahkan kalaupun mereka mau lanjut ke shopping cart atau pembelian harus kita permulus jalannya
Kelemahan mendasar dari pebisnis ketika mengandalkan influencer adalah mereka menggantungkan 100% pada kekuatan influencer. Dan ini menjadi pemicu banyaknya kegagalan promosi menggunakan influencer. Duit akan menguap begitu saja
Kalo dipikir-pikir kenapa sih sebuah brand mau-maunya bayar influencer mahal-mahal untuk kerjasama dengan influencer Sebuah studi yang dilansir influencer marketing hub, menyebutkan bahwa Influencer Marketing masih menempati posisi teratas sebagai metode customer acquisition yang paling efektif, bahkan lebih efektif dibanding organic reach sekalipun.
Ceritanya A team atau AwKarin Team, he he mirip-mirip sama Ahssiaap Team nya Atta itu mau bikin event buat promo salah satu talentnya dia
Dia butuh EO, sama venue sebuah resto dan dibayar dengan mata uang EXPOSURE tadi
Balasannya nanti brand si EO dan venue tadi akan di promote di insta story talent-talent tadi
Sebelumnya sempat viral juga influencer ya mau pesen 500 biji resoles dengan mata uang "exposure" ini
Yaa.. di ujung cerita dibully lah para influencer ini
Dan kasus ini ternyata bukan hanya terjadi di Indonesia loh..
Di luar negeri banyak hotel-hotel dan resto-resto yg mengeluhkan influencer yg menggunakan exposure sebagai alat pembayaran
Ibaratnya gini nih..
Ada penjual nasi goreng tek-tek lewat depan rumah
Terus itu tukang nasi goreng kita stop. Bang bikinin nasi goreng dua ya Bang, pake telor, agak pedesan dikit
Eh tapi aku bayarnya pake exposure ya Bang..
Eeh.. pose-syur apaan Neng.. jangan aneh-aneh ah.. Pake duit aja cuma tiga puluh rebu doang
Yee Abang.. exposyuur Bang.. itu nanti nasi goreng Abang akan aku promot di insta-story aq.. followerku banyak loh bang.. 100K
Nanti pasti Abangnya akan nawrin balik, Neng mau digampar wajan or dilempar piring?
Btw benarkah bisnis itu gak butuh "EXPOSURE"?
Sebagai marketer dengan tegas Sy mengatakan.. butuuuuuuuhhhhh... buangeeeetttt
Exposure itu modal awal untuk menarik perhatian
Tanpa exposure, kita punya konten sebagus apapun, materi iklan seciamik apapun gak akan berdampak banyak
Bukan hanya sekedar "exposure" kita bahkan butuh peran influencer untuk membantu sang pemilik Brand agar produknya lebih dikenal, minial oleh follower dari si influencer tadi
Dengan catatan itu influencer asli bukan jadi-jadian atau beli dadakan. Influencer masih amat sangat dibutuhkan oleh pemilik bisnis untuk bisa diajak bekerjasama. Bahkan marketplace sekelas Shopee pun harus rela merogoh kocek dalam-dalam demi mendapatkan exposure dari sang mega bintang CR7 aka Christiano Ronaldo agar seolah-olah ia main bola di Bekasi, Meskipun aslinya di Singapore sih shootingnya.
Jika pebisnis ngotot ngeluarin duit sampai ratusan juta, milyaran bahkan trilyunan demi mendapatkan exposure, kenapa para influencer yg menjual exposure tadi malah dibully?
Jawabannya sederhana, karena influencer tadi mencoba melawan kodrat, dengan mendatangi pebisnis duluan.
Sejak jaman dulu, ketika artis atau selebritis adalah bener-bener artis, bukan jadi-jadian.. mereka itu didatangi (inbound) bukan mendatangi (outbound). Gara-gara saking kuatnya pesona si artis, maka berebutlah bisnis-bisnis yang ingin di endorse atau di promosikan sama dia
Mestinya seperti itu alurnya..
Bukan artisnya yg ngemis-ngemis ke pebisnis buat nyari endorse an
Dengan berlaku sebaliknya, maka secara tidak langsung itu akan menurunkan value dari si artis itu sendiri
Secara etika pun itu nggak banget
Apalagi kalo si artis atau selebgram atau youtuber atau apalah namanya sudah nunjuk-nunjuk dulu barang yg ia minta buat di barter sama endorse. Sebenarnya artis boleh koq nawarin proposal kerjasama dengan exposure sebagai barter, apalagi jika ia bisa melihat kalo audiensnya nyambung dg target market si pebisnis
Dan ia mampu memvaluasi dengan sangat logis dan rasional nilai dari exposure yg ia tawarkan
Meskipun begitu amannya sih mending jangan
Influencer kembali ke kodrat aja lah
Fokuslah untuk menebar pesona, mencengkeramkan value untuk menumbuhkan audiens masing-masing
Biarkan pebisnis yg datang mencari mereka karena merasa audiens cocok dg target mereka
Penilaian "cocok" atau tidak cocok itu biarlah datang dari si pebisnis
Dan influencer gak perlu repot-repot nyari. Yah paling tidak untuk membuang anggapan kalo artis itu tidak laku sampai harus nyari-nyari endorsean. Sepi job boleh.. tapi sombong harus teteeepp demi harga diri
Dan itu juga yang membuat Chris Feng CEO nya Shopee merasa CR7 adalah figur yg cocok buat produknya, sampai ia berani teken kontrak 4 tahun
Ngeri ngebayangin nilai kontraknya
Meskipun iklannya di label sebagai iklan endorse an pesepakbola terburuk dan paling receh sepanjang sejarah, toh iklan ini akhirnya viral juga dibanyak negara
Postingan "biasanya" dia aja yg nge like 3,6 juta
Kalo dia agak buka-bukaan dikit bisa sampai 9 juta
Poin dari diskusi kita adalah "exposure" sebenarnya adalah masih menjadi mata uang yang sangat berharga dan dibutuhkan pebisnis sebagai alat barter
Nilai exposure akan semakin mahal ketika si influencer sibuk meninggikan value yang akan diberikan pada audiens nya. Semakin banyak karya dan prestasi yg dihasilkan maka nilainya akan semakin tinggi
Buat pebisnis pilihlah influencer yg paling tepat buat produk Anda
Yang engagement nya riil bukan fake, karena mereka bukan hanya membantu meningkatkan awareness tentang brand Anda, tapi mengakselerasi terbentuknya trust terhadap brand atau produk kita
Kedua, jangan berhenti di exposure, Because exposure is just the beginning.
Untuk bener-bener memberikan dampak ke penjualan kita harus menyiapkan plan selanjutnya, engagement nya seperti apa, dan conversion nya seperti apa
Link untuk edukasi harus sudah siap, bahkan kalaupun mereka mau lanjut ke shopping cart atau pembelian harus kita permulus jalannya
Kelemahan mendasar dari pebisnis ketika mengandalkan influencer adalah mereka menggantungkan 100% pada kekuatan influencer. Dan ini menjadi pemicu banyaknya kegagalan promosi menggunakan influencer. Duit akan menguap begitu saja
Kalo dipikir-pikir kenapa sih sebuah brand mau-maunya bayar influencer mahal-mahal untuk kerjasama dengan influencer Sebuah studi yang dilansir influencer marketing hub, menyebutkan bahwa Influencer Marketing masih menempati posisi teratas sebagai metode customer acquisition yang paling efektif, bahkan lebih efektif dibanding organic reach sekalipun.
Posting Komentar